spn tasik: Akhir akhir ini para kepala sekolah di buat resah dan
jengkel.pasalnya hampir setiap hari kedatangan wartawan dengan mengatasnamakan
sosial kontrol. yang jadi resah bagi para kepala sekolah, yaitu hampir setiap
hari ada saja wartawan yang datang dengan berganti ganti media. tentu saja
dengan kejadian seperti ini Kepala sekolah setiap hari harus mengeluarkan isi
amplop untuk di berikan kepada wartawan yang datang. Salah seorang Kepala
sekolah yang enggan di sebut namanya menyampaikan keluhanya.kepada tim sp bahwa
kami merasa prihatin dengan tugas wartawan yang kelihatanya sudah tidak lagi
mengindahkan kode etik. kenapa kami bisa mengatakan itu? sebab jika di lihat dari
undang undang pers tahun 1999, tugas mereka ini sudah jauh keluar dari aturan
dan kode etik karen, setiap datang ke sekolah sama sekali tidak memperlihatkan
seorang jurnalistik. kalau boleh saya katakan oknum wartawan ini bak seorang
preman yang sedang marah jika berbicara dengan kami. jadi kami mewakili rekan
seperjuangan menyampaikan keprihatinanya terhadap aknum wartawan yang arogan.
sebagai kepala sekolah kami sangat terbuka dalam menerima tamu,jika memang
berniat silaturahmi. tapi jika datang hanya untuk meng utak atik masalah yang
tiak jelas, kami sangat keberatan. yang lebih parahnya lagi ujung ujungnya
meminta sejumlah uang dengan alasan bermacam macam. kalau seperti ini tugas
mereka, jelas jelas sudah keluar dari undang undang. lagi pula ada beberapa
oknum wartawan yang datang justru tidak jelas medianya. hanya berbekal KTA yang
sudah tidak berlaku lagi. paparnya. hal yang sama di katakan kepala sekolah di
lingkungan UPTD Rajapolah.yang mengatakan sering kedatangan wartawan yang tidak
jelas posisinya. setiap datang ke sekolah selalu membuat masalah yang ujungnya
minta uang. Namun kami tidak pernah memberinya karena, kalau kita bersih kenapa
harus risih dan untuk apa memenuhi keinginanya. hanya kami selalu bertanya
tanya apakah tugas wartawan seperti ni? sepengetahuan kami kode etik wartawan
sangat jelas dan terpampang di ruangan kantor kantor para kepala sekolah. jadi
seharusnya oknum wartawan harus memahami tentang kode etik.jangan hanya
memiliki KTA saja. sedangkan pengetahuan tentang kode etik sangat minim. ini
kan jadi masalah besar. yang sangat kami sayangkan ada oknum wartawan jikadi
kasih buat bensin dalam amplop, berani membuka di depan kami dan meminta
tambahan. jika sudah demikian, apa kata Dunia. jadi kami berepikir ini bukan
wartawan media cetak melainkan wartawan buka amplop. jika isinya banyak ketawa,
sedangkan jika sedikit meminta lagi. emang kami ini bapaknya dia. dengan
demikian kami berharap bagi wartawan yang benar benar menjalankan tugasnya
tolong jangan di ikuti cara cara oknum wartawan tadi.(tim)
0 komentar :
Posting Komentar