Kepala sekolah jangan takut hadapi wartawan

Rabu, 15 Januari 2014

       spn tasik: Akhir akhir ini para kepala sekolah di buat resah dan jengkel.pasalnya hampir setiap hari kedatangan wartawan dengan mengatasnamakan sosial kontrol. yang jadi resah bagi para kepala sekolah, yaitu hampir setiap hari ada saja wartawan yang datang dengan berganti ganti media. tentu saja dengan kejadian seperti ini Kepala sekolah setiap hari harus mengeluarkan isi amplop untuk di berikan kepada wartawan yang datang. Salah seorang Kepala sekolah yang enggan di sebut namanya menyampaikan keluhanya.kepada tim sp bahwa kami merasa prihatin dengan tugas wartawan yang kelihatanya sudah tidak lagi mengindahkan kode etik. kenapa kami bisa mengatakan itu? sebab jika di lihat dari undang undang pers tahun 1999, tugas mereka ini sudah jauh keluar dari aturan dan kode etik karen, setiap datang ke sekolah sama sekali tidak memperlihatkan seorang jurnalistik. kalau boleh saya katakan oknum wartawan ini bak seorang preman yang sedang marah jika berbicara dengan kami. jadi kami mewakili rekan seperjuangan menyampaikan keprihatinanya terhadap aknum wartawan yang arogan. sebagai kepala sekolah kami sangat terbuka dalam menerima tamu,jika memang berniat silaturahmi. tapi jika datang hanya untuk meng utak atik masalah yang tiak jelas, kami sangat keberatan. yang lebih parahnya lagi ujung ujungnya meminta sejumlah uang dengan alasan bermacam macam. kalau seperti ini tugas mereka, jelas jelas sudah keluar dari undang undang. lagi pula ada beberapa oknum wartawan yang datang justru tidak jelas medianya. hanya berbekal KTA yang sudah tidak berlaku lagi. paparnya. hal yang sama di katakan kepala sekolah di lingkungan UPTD Rajapolah.yang mengatakan sering kedatangan wartawan yang tidak jelas posisinya. setiap datang ke sekolah selalu membuat masalah yang ujungnya minta uang. Namun kami tidak pernah memberinya karena, kalau kita bersih kenapa harus risih dan untuk apa memenuhi keinginanya. hanya kami selalu bertanya tanya apakah tugas wartawan seperti ni? sepengetahuan kami kode etik wartawan sangat jelas dan terpampang di ruangan kantor kantor para kepala sekolah. jadi seharusnya oknum wartawan harus memahami tentang kode etik.jangan hanya memiliki KTA saja. sedangkan pengetahuan tentang kode etik sangat minim. ini kan jadi masalah besar. yang sangat kami sayangkan ada oknum wartawan jikadi kasih buat bensin dalam amplop, berani membuka di depan kami dan meminta tambahan. jika sudah demikian, apa kata Dunia. jadi kami berepikir ini bukan wartawan media cetak melainkan wartawan buka amplop. jika isinya banyak ketawa, sedangkan jika sedikit meminta lagi. emang kami ini bapaknya dia. dengan demikian kami berharap bagi wartawan yang benar benar menjalankan tugasnya tolong jangan di ikuti cara cara oknum wartawan tadi.(tim)     

0 komentar :

Posting Komentar

 
WARTA DESA © 2011 | Designed by RumahDijual , in collaboration with Online Casino , Uncharted 3 and MW3 Forum